Kita telah membaca banyak tentang cerita kehidupan, dan berjalan kaki yang jauhnya ribuan kilometer, namun ketika tiba di depan tambatan hati, jangankan membuka mulut untuk berkata ‘Hai’, untuk menghampirinya saja lutut terasa mau copot, semua menjadi tidak karuan.
Menyukai itu istimewa. Memercayai, lebih istimewa lagi. Suatu hubungan tidak bisa memiliki kedalaman, kecuali kepercayaan telah lebih dulu ditanamkan. Apakah itu hubungan keluarga, pertemanan atau kisah kasih di sekolah dengan si dia, kepercayaan mutlak diperlukan. Kepercayaan yang mengizinkan seseorang bebas menyentuh Tuan; menyentuh jiwa Tuan. Kepercayaan adalah jantung sebuah hubungan. Untuk tetap bertahan, hubungan apapun perlu kepercayaan.
Kepercayaan berkata “Hei, kau, spesial. Aku ingin kau menjadi belahan jiwaku. Aku percaya kau akan melindungiku dan memberi kenyamanan kepadaku”.
Kepercayaan adalah benih yang tumbuh menjadi bunga mekar yang indah, disebut cinta.
Adakalanya kepercayaan dikhianati; keindahan hilang berganti serapah kebencian, sakit hati dan ketidak pedulian, lalu menghijab diri. Orang-orang membuat janji, lalu mengingkari. Berkata cinta, lalu menyakiti.
Setelah beberapa kali terlukai, sangatlah mudah mengatakan “Dah, bodoh amat!”, kemudian membangun tembok pertahanan diri, menutup pintu pada semua orang, dan hidup di balik dinding ketidakpercayaan. Hal ini mendorong seseorang hilang akal, buta akan harapan. Semua hanya karena orang-orang mengkhianati kepercayaan, benang emas yang dipotong dengan gunting egoisme dan ketidakpedulian.
Hamba menentang egoisme. Hamba yakin meskipun sebagian besar sibuk dengan keinginan masing-masing, sejatinya Tuan pun menentangnya. Keegoisan tak hanya menciptakan ketegangan, namun juga menggerogoti fondasi hubungan. Lalu? Runtuh.
Mengorbankan keinginan yang penuh dengan egoisme hanya sedikit menyakitkan daripada mengorbankan hubungan yang berakar dengan kepercayaan.
Tuan pun menyadari bahwa apa yang Tuan miliki jauh lebih penting daripada apa yang Tuan inginkan. Belajar untuk mengendalikan keinginan tidaklah mudah, prosedurnya berbelit, juga memakan waktu lama. Bagi hamba, kepercayaan dalam suatu hubungan jauh lebih penting daripada fantasi apapun yang dapat hamba bayangkan. Dan hamba yakin jika saja Tuan memahami dengan baik kepercayaan ini, serapuh apapun sampan hendak karam, bila Tuan menjaganya, Tuan akan sampai ke labuhan.
Kebohongan Persepsi
Jika Tuan memiliki seorang spesial, yang juga memahami kepercayaan, dan juga mau berkorban; mencintai Tuan seutuhnya, Tuan diberkati, maka berbahagialah.
Diperlukan kebijaksanaan untuk memilih orang yang Tuan percaya, karena banyak orang yang tidak dapat dipercaya. Atau mungkin Tuan anggap mereka tidak dapat dipercaya karena Tuan tidak mau mengambil risiko. Dibutuhkan percaya diri untuk melangkah keluar dari area perlindungan diri sendiri dan menempatkan Tuan dalam perlakuan orang lain.
Persepsi memerlukan risiko. Dan sekali Tuan mengambil risiko, Tuan tak akan pernah tahu persis apa yang akan terjadi. Tetapi ketika Tuan menemukan situasi yang bermakna bersama orang spesial itu, Tuan tahu bahwa risiko layak diambil.
Tidak ada yang lebih berharga selain berjalan beriringan bersama orang yang Tuan percaya, dan mencurahkan seluruh kisah kehidupan Tuan kepada orang yang paling Tuan percaya. Hubungan bukan hanya verbal, pesan juga tampak dalam gestur, tetap saja kata-kata mesti diucapkan.