Nurani adalah suara dalam diri kita yang sering kali terdengar bisikan lembut di telinga batin. Ia adalah penunjuk jalan yang tak kasat mata, pemandu yang mengarahkan kita pada kebenaran dan kebaikan. Nurani bukanlah sesuatu yang dapat didengar dengan telinga, melainkan dirasakan dengan hati yang terbuka.
Dalam keheningan, nurani berbicara, mengajak kita untuk merenung dan bertanya, “Apakah ini benar? Apakah ini adil? Apakah ini baik?” Ia adalah kompas moral yang terpatri dalam jiwa, yang jika diikuti, akan membawa kita pada pilihan-pilihan yang memuliakan kemanusiaan.
Nurani bisa terabaikan, terlupakan atau bahkan disalahgunakan. Ketika kepentingan pribadi mengaburkan pandangan, ketika keegoisan mengatasi empati, nurani menjadi suara yang teredam di antara keramaian dunia yang tak henti-hentinya menuntut perhatian.
Mendengarkan nurani bukanlah tugas yang mudah. Membutuhkan keberanian untuk menghadapi kebenaran, kejujuran untuk mengakui kesalahan, dan kebijaksanaan untuk memilih jalan yang benar. Nurani adalah penjaga hati yang tak pernah tidur, yang selalu mengingatkan kita bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensi, bahwa setiap pilihan membentuk masa depan.
Leave a Reply