• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer

(isi)

Insan Sadar Indonesia

  • SIAPA
    • INDIVIDU
    • ORGANISASI
  • MENGAPA
  • BAGAIMANA
    • KERJA MANDIRI
    • KERJASAMA KAMI
  • APA
    • BANGUN KAPASITAS
    • BANGUN MEREK
  • KONTAK
  • DISCLAIMER

Sadar Guru

18/06/2016 by Admin Leave a Comment

Keberadaan seorang Guru merupakan sebuah keniscayaan bagi siapa saja yang ingin memperoleh pencerahan. Jika ada guru, maka ada murid. Dan ketersambungan antara guru dengan murid adalah hubungan yang paling sakral.

Guru adalah Seseorang

Guru bisa dalam bentuk bimbingan yang benar yang berasal dari dalam batin, disebut juga suara hati atau nurani. Namun, lebih mudah, cepat dan utama berhubungan dengan [se]seorang Guru secara langsung, karena bila risalah terhalang percakapan pikiran, akan menenggelamkan saran halusnya. Dan lagi, lebih jauh, pesan apa pun yang berasal dari dari dalam batin hanya diucapkan satu kali. Jika tidak waspada, pesannya mudah terlewatkan. Pesan ini kemudian terpantul di benak dan karenanya akan mendengar banyak versi berbeda yang diwarnai oleh logika, daya nalar dan pikiran.

Seorang guru dalam bentuk fisik mewujudkan kebajikan seperti kesabaran dan kasih sayang, dan Guru mengulang pesannya sampai kita memahaminya. Ini kemudian yang biasa menjadi pergumulan antara pesan Guru dan pikiran. Ketika sampai di pikiran, entah pikiran berada di bawah kendali kita atau kita berada di bawah kendali pikiran kita sendiri.

Keinginan adalah kendaraan yang dengannya penguasaan diri kita diserahkan kepada pikiran [yang seharusnya kemudian berubah menjadi keharusan]. Keinginan dan pengejaran terhadap keinginan itu menciptakan tabir kegelapan yang dengannya kita tidak bisa melihat ke dalam batin atau melihat keindahan yang murni. Kesadaran kita kemudian menjadi terpusat pada tabir gelap atas keinginan yang tidak terpenuhi di dalam pikiran.

Kita tidak melihat Guru menghilangkan kegelapan ini di dalam diri kita, karena pengalaman sensorik membuat kita sibuk dengan persepsi sendiri. Dan pada saat kita dipaksa masuk ke dalam batin, kita menemukan tabir yang tidak bisa ditembus.

Sementara kita punya banyak alasan yang membuat kita berbalik ke batin kita, yang paling penting adalah kehausan akan kebahagiaan yang tidak bisa dipenuhi oleh dunia. Pendorong utama untuk mengejar kesenangan indrawi adalah pencarian terhadap kebahagiaan ini. Seiring dengan kebahagiaan yang dibawa dunia lahir kepada kita, ada penderitaan tersembunyi yang muncul secara berkala selama hidup kita. Ketika kita mulai memahami bahwa sumber kebahagiaan sejati ada di dalam batin dan bukan melalui dunia indra yang objektif, pencarian ke dalam batin dimulai.

Pada tahap penting ini, suara atau nasihat guru apakah internal (hati nurani) atau eksternal (seorang guru dalam bentuk fisik) menjadi sangat diperlukan. Ini membentuk peta jalan yang memberi kita gambaran tentang tujuan.

Untuk sampai ke tujuan, biasanya terdapat banyak jalan, baik itu melalui perahu di laut, kereta api di darat atau pesawat terbang di udara. Orang-orang memilih jenis transportasi yang berbeda, tergantung pada preferensi pribadi mereka. Namun mereka semua berakhir di tempat yang sama. Seorang Guru dalam bentuk fisik membimbing kita dalam penemuan batin dengan membekali metode yang darinya terbagikan energi spiritual sebagai ‘santapan dan/atau bahan bakar’ murid untuk perjalanan. Hanya seorang Guru yang mengetahui semua seluk beluk perjalanan yang telah melewati jalan itu berkali-kali sebelumnya yang bisa membimbing kita.

Dalam konteks ini, silsilah seorang Guru dapat dianggap sebagai kendaraan seperti kereta. Pikiran kita dapat dianggap sebagai barang bawaan kita dalam perjalanan. Setelah di kereta, kita menurunkan barang bawaan kita dan kereta mengambil barang bawaan kita. Ketika kita ‘menyerahkan’ diri kita dan barang bawaan kita ke kereta, kita memiliki keyakinan implisit bahwa kita akan dibawa ke tujuan. Demikian pula, Guru mengambil ‘muatan atau beban’ dari pikiran kita jika kita mengizinkan Guru melakukannya. Begitu kita mengesampingkan pikiran kita, perlu ada keyakinan yang sama dengan yang dimiliki seseorang pada masinis kereta bahwa kita mempercayakan nyawa kita kepada masinis yang tidak pernah kita temui. Kita tidak pernah mempertanyakan masinis tentang surat keterangan sah tentang kemampuan atau pengalamannya dalam mengendalikan kereta. Jika kita bisa melakukannya terhadap masinis kereta, mengapa tidak kepada pesan seorang Guru?

Kita berusaha keras merencanakan perjalanan dengan mempelajari dan memetakan berbagai rute di situs web agen travel, belum lagi mencari-cari pengalaman orang lain. Namun, dalam perjalanan batin kita menjalaninya tanpa pengetahuan sebelumnya. Ketika kita bepergian dengan kereta api, kita dengan sabar menunggu berjam-jam dengan pengetahuan sepenuhnya bahwa kita tidak bisa sampai di sana secara instan. Tetapi dalam perjalanan batin, yang jauh lebih menantang, kita menginginkan hasil instan dan mengidamkan tiba di tujuan saat kita mulai melakukan upaya kita. Merencanakan perjalanan batin menyertakan [setidaknya pada tahap awal] pilihan rute yang tepat (teknik spiritual) dan pengemudi (Guru) kendaraan (pikiran kita). Dengan menutup mata, perjalanan dimulai.

Dalam perjalanan lahir, indera adalah dukungan yang besar, tetapi untuk perjalanan batin, indra adalah hambatan paling besar. Ketika kita belum mengetahui metode pengalaman selain melalui indra, pergumulan tampaknya akan hebat, terutama ketika kita berbalik ke dalam batin. Meskipun merencanakan perjalanan itu penting, namun ini hanya bisa membawa kita sejauh itu kecuali kita mengambil langkah fisik pertama dalam perjalanan. Untuk perjalanan lahir, adalah gerakan fisik. Untuk memulai penemuan batin, keheningan fisiklah yang paling penting. Keheningan fisik ini adalah metafora untuk ketenangan [mental]. Hanya dalam pikiran yang tenang, benih pesan yang disampaikan Guru dapat ditanamkan.

Ketika ada badai mengerikan di pelabuhan, kapal tidak bisa berlabuh. Demikian pula, dalam pikiran yang berangin, pesan bahkan dari Guru yang paling cakap pun akan terbawa angin.

Pesan Guru selalu tepat pada waktu dan tempat yang tepat. Mungkin itu bukan kata-kata yang ingin kita dengar, tetapi bagaimana pun kata-kata kebenaran tidak dapat diubah. Lebih mudah menanggapi pesan lahir ketika kekuatan kesadaran telah sangat melemah oleh daya tarik pikiran. Sama seperti penglihatan yang buruk dapat dikoreksi dengan kacamata, ‘kacamata alasan’ agaknya dapat mengimbangi melemahnya kekuatan kesadaran yang berpindah dari satu pikiran ke pikiran lain. Melalui kekuatan penalaran, kita dapat membawa kesadaran kita kembali ke jalan yang benar.

Setiap orang memiliki pengalaman mendengar suara hati. Itu selalu berbicara kepada kita, membimbing kita. Kita seperti mendengarnya, betapapun samar-samar, pada berbagai kesempatan. Bagaimana kita mendengar pesan batin ini tanpa telinga kita? Itu terjadi melalui kekuatan kesadaran. Demikian pula, ketika kita memimpikan gambaran yang indah atau secara sadar menciptakan kembali visualisasi kita sambil menutup mata, bagaimana kita melihatnya tanpa mata? Lagi-lagi melalui kekuatan kesadaran.

Pekerjaan Guru tidak serta merta selesai ketika kesadaran batin ini berkembang [sepenuhnya]. Kita menjadi satu dengan segalanya dan tidak ada penghalang fisik yang membatasi kesadaran itu. Ketika napas memasuki tubuh, kita menjadi satu dengan kehidupan di dalam tubuh, dan ketika nafas meninggalkan tubuh dan memasuki dunia, kita menjadi satu dengan dunia. Itulah kekuatan kesadaran. Dalam pengalaman kesatuan ini, tidak ada jarak antara kita dan Guru. Dalam konteks ini, tidak mungkin memiliki lebih dari satu Guru.

Memiliki banyak Guru seperti mencoba melakukan perjalanan ke sebuah kota melalui perahu, pesawat terbang dan kereta api pada saat yang sama. Sama seperti itu tidak mungkin secara praktis, akan sulit melakukan perjalanan pada saat yang sama dengan banyak guru.

Pait Sigit Pahang Hakan Kesed Teleg

Untuk perjalanan batin, yang terbaik adalah pilih teman perjalanan yang menyelamatkan, ialah seorang Guru. Ada begitu banyak udara di sekitar kita, tetapi hanya udara yang masuk ke lubang hidung kita yang penting karena mendukung kehidupan kita. Demikian pula, ada banyak ajaran dan teknik. Tetapi yang penting adalah yang terus-menerus beresonansi di seluruh keberadaan kita seperti halnya darah mencapai setiap sel tubuh. Kita dilahirkan dengan golongan darah tertentu dan kita harus hidup dengan golongan darah ini seumur hidup kita. Demikian pula, begitu kita memulai perjalanan batin kita dengan satu jalan, itu menjadi ‘golongan darah’ spiritual kita. Sama seperti tidak dapat mengubah golongan darah kita di tengah jalan kehidupan kita, begitu kita berkomitmen pada jalan spiritual, apa guna mengubahnya di tengah jalan.

Begitu kesadaran spiritual terlahir dalam bentuk kebahagiaan, Guru yang membantu melahirkan pengalaman kesadaran itu akan tetap bersama kita selamanya sebagai esensi halus dari kebahagiaan. Dalam keadaan bahagia, Guru menjadi bagian dari kita sama seperti darah adalah bagian dari tubuh.

Keadaan Bahagia Menerangi Keberadaan dari dalam Batin

Ketika indra aktif, kita mengalami kegelapan, yaitu ketidaktahuan akan realitas batin kita sendiri. Ketika kita memejamkan mata, kegelapan menjadi sangat jelas. Kita tampaknya terdampar di sebuah pulau antara bagian lahir dan batin. Kita hanya dapat melakukan perjalanan keluar dari tempat sempit ini dengan membebaskan kesadaran dari pikiran. Ketika ini terjadi, pikiran ‘tanpa beban’ mengungkapkan semua rahasia batiniahnya. Ketika kita mulai berkomunikasi ‘dengan’ pikiran daripada ‘melalui’ pikiran, banyak hal besar dapat dicapai. Membebaskan kesadaran adalah inti dari pesan Guru. Dalam kebebasan kesadaran tanpa pilihan itu, pencapaian apa pun dimungkinkan. Tindakan pertama kita harusnya membayar utang rasa terima kasih kita kepada dunia dan Guru melalui kontribusi kita pada dunia tempat kita hidup; besar atau kecil, material atau spiritual, kata atau perbuatan.

Filed Under: (Rekreasi Personal) Tagged With: .Spiritual, (Baik Layanan), 5Kesejahteraan, Implem3ntasi, keLUARBIASAan


ARTIKEL LAIN UNTUK MEMBANTU TUAN TAMPIL

  • Sadar Syukur - Syukur adalah perasaan menghargai atas apa yang kita miliki, bisa berupa hal-hal sederhana seperti secangkir…
  • Sadar Rumah Tangga - Pernikahan adalah penyatuan suci yang menandai awal dari komitmen untuk sama-sama berusaha saling melengkapi seumur…
  • Sadar Penerimaan (2) - Penderitaan yang dialami seseorang secara langsung berkaitan dengan seberapa besar orang itu menolak kenyataan bahwa…
  • Sadar Budaya - Budaya bukan sekadar pakaian yang kita kenakan atau makanan yang kita santap; ia adalah ekspresi…
  • Sadar Kejujuran - Kejujuran, mari kita mulai dengan mendefinisikan esensinya dan menetapkan batas-batasnya. Salah satunya kita harus memahami…

Reader Interactions

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Primary Sidebar

Footer

Insan Sadar Indonesia (isi)

: para pencinta
yang sadar akan kondisi,
bermitra dengan individu dan/atau organisasi
guna membayangkan peluang
yang dapat menyelaraskan tujuan bermakna sebuah merek
dengan dampak positif.

Copyright © 2025 (isi) by Genesis Framework