Kesadaran, kata yang bagi sebagian orang mungkin terdengar seperti judul film horor yang tidak ingin mereka tonton, tapi ya karena orang lain menonton, akhirnya mereka nonton juga. Analogi yang tidak pas. Bagaimana pun kesadaran menghindarkan kita dari pemeran film yang berteriak, “Siapa di sana?!” dan kemudian terkejut saat lampu mati.
Kesadaran dapat didefinisikan sebagai keadaan kecenderungan perhatian baik terhadap situasi lingkungan eksternal maupun internal (pikiran, perasaan dan sensasi), sebuah cara kita menafsirkan dunia di sekitar kita. Faktor terpentingnya adalah pengenalan diri kita sendiri sebagai entitas yang unik.
Kesadaran memungkinkan kita menemukan ketenangan dalam sibuknya dunia. Dengan kesadaran kita bisa menikmati hal-hal kecil.
Bayangkan Tuan sedang berada di antrean panjang di sebuah cafe. Kesadaran akan membantu Tuan menyadari bahwa barista itu bukan penyihir yang bisa membuat kopi Tuan muncul dengan mengibaskan tongkatnya. Nah daripada menghela napas keras-keras atau cek jam setiap 38 detik, Tuan bisa menggunakan waktu itu untuk, entahlah, mungkin merenungkan tentang makna hidup atau memutuskan apakah Tuan benar-benar membutuhkan kopi itu.
Kesadaran adalah kemampuan individu untuk mengamati dan menaruh perhatian terhadap diri sendiri. Ini adalah elemen penting dalam perjalanan mencapai keseimbangan lahir batin.
Mereka yang menghargai keseimbangan adalah orang-orang yang sadar akan nilai-nilai kemanusiaan. Mereka menghindari emosi yang ekstrem, mereka mengikuti panggilan jiwa mereka sendiri, dan mereka bahagia.
Menemukan keseimbangan lahir batin perlu jujur pada diri sendiri. Terkadang kita harus menjawab pertanyaan sukar dan bahkan tidak nyaman, seperti “Siapa di sana?”.
Leave a Reply