Bagaikan sebuah pohon yang dipupuk selama bertahun-tahun, dengan berbagai cabang topik yang tumbuh [yang terkadang membuat hamba sendiri heran, hamba akui itu] dari rasa ingin tahu, bahkan hampir tanpa hamba sadari, catatan InsanSadar, tumbuh dengan sendirinya.
Kebanyakan artikel [dan komentar] terdahulu hamba arsipkan atau hamba hapus, sebagian kecil masih dalam bentuk draft, tanpa berani untuk menerbitkannya. Kenapa? Hamba ingin merasakan sendiri buahnya terlebih dahulu. Hamba tidak mau memberi sesuatu yang baru, sesuatu yang belum pernah hamba alami.
PENCARIAN UNTUK PEMBELAJARAN
Setelah hamba fokus pada pencarian mana status quo dan mana yang berubah [dalam segala yang hamba lakukan] dan menemukan mana yang berguna dan mana yang mampu hamba lakukan, hamba tidak mencari lagi. Senang rasanya. Nah inilah buah-buah yang telah hamba rasakan, hamba persembahan untuk Tuan. Beraneka rasa, tergantung di mana dan kapan hamba memetik dari pohonnya. Kiranya ini semua dapat menjadi pengingat untuk Tuan yang sedang bergerak menuju masa depan.
Bagi hamba sendiri, tak lagi memikirkan masa depan, karena saat ini hamba sudah sedang berada di sana, di sebuah tempat yang layak, bersama-sama dengan kesukaan hamba; perpaduan systems dan design thinking.
PEMBELAJARAN UNTUK REFLEKSI
Hamba menggali teknik berpikir, sikap, perilaku, tindakan, kebiasaan juga kondisi manusia, dan konteks sosial juga lingkungan. Pengetahuan ini hamba gunakan untuk memberdayakan kepemimpinan pada diri setiap orang. Hamba membantu mereka agar menyadari sumberdaya yang dimilikinya, dan mendorong mereka agar melepaskan potensi untuk menghadapi peluang yang dapat mereka raih, sehingga mereka mampu mencapai kemungkinan tertinggi mereka yang mempunyai dampak yang berarti.
Senangnya dapat membantu, seorang demi seorang. Hamba merasa beruntung. Yang lain yang hamba dapatkan adalah bonus, hamba terima dengan lapang dada, termasuk caci maki orang-orang kepada hamba. Alhamdulillah.
Pembelajaranpun berlanjut. Belajar sampai liang lahad.
REFLEKSI UNTUK MENGALAMI
Yang terpenting yang hamba pelajari adalah hamba tak perlu menunggu izin siapapun untuk melakukan semua yang hamba mau. Hamba tak perlu menunda dengan harapan akan ada waktu yang sempurna untuk melakukan apapun yang hamba mau. Hamba yakini bahwa itu tidak pernah ada dan tidak akan pernah ada. Tuan tahu, yang terbaik yang bisa hamba lakukan adalah berulang menaruh satu kaki di depan kaki lainnya, begitu seterusnya dan bergerak maju, selangkah selangkah, sehari sehari, sesuap sesuap. Dengan begitulah perut hamba jadi kenyang.
Kenapa jadi bahas hamba? Atau mungkin sambil Tuan memanjat pohon ini untuk mengambil buahnya, ada baiknya Tuan mengenal [tak juga tak mengapa] orang yang menanamnya.
Lanjut… hamba bukanlah seorang ahli, yang jika seseorang ingin tahu sesuatu, ia bertanya padanya. Pun tak punya gelar khusus, yang dengannya sebuah komunitas mengakui keberadaannya. Pun bukanlah seorang kaya raya, yang karenanya tak berniat memberikan trik untuk mencapai kekayaan.
Banyak orang ahli. Banyak orang bergelar. Banyak orang kaya. Begitu banyak orang seperti itu, bahkan mereka lebih baik lagi. Hamba tak termasuk golongan itu. Hamba bercerita dan menulis di sini pun bukan berarti hamba seorang pembicara handal ataupun seorang penulis buku best seller. Hamba hanyalah seorang hamba Tuhan, yang menjadi apapun yang Tuhan kehendaki. Hamba tak berharap menjadi seorang yang diharapkan oleh mitos ataupun legenda. Hamba tak berharap untuk dikomentari, apalagi dipuja. Yang hamba harapkan adalah berbagi segala hal yang umum dalam pengalaman manusia.
MENGALAMI UNTUK BERSERAH DIRI
Apapun, siapapun, bagaimanapun hamba, secara keseluruhan hamba bahagia. Meskipun hamba tak selamanya —di antara ruang kosong detik yang satu dengan yang lain— senang, bahkan untuk beberapa saat —tepatnya beberapa tahun— hamba hidup menderita. Bersamaan dengan itu hamba menyelidiki dunia tempat hamba berpijak, mencoba satu hal, lalu yang lainnya, menerima yang tak hamba suka dan merelakan yang hamba suka, belajar berserah diri, belajar banyak hal yang bermakna sepanjang jalan kenangan.
Catatan-caratan di sini adalah hasil pengalaman tersebut, pengamatan dan sedikit investigasi pribadi untuk mendukung penemuan ini.
PENEMUAN UNTUK PERUBAHAN
Hamba menemukan diri hamba sendiri. Diri yang boleh Tuan panggil yas. Yas, singkatan dari sebuah identitas yang diakui agama dan negara. Lengkapnya yas bagus. Bagus, adalah singkatan dari mana gen hamba ini berasal. Di sini hamba berlaku sebagai author, dengan pseudonim ‘Áshom. Ah sudahlah, yang pasti saat ini Tuan sedang membaca susunan kata-kata rancu yang ada karena tentunya ada yang menulisnya. Siapa pun ia, Tuan boleh memanggilnya Ashom. Ashom, dalam hal ini hamba sendiri, diamanahi mengasah, mengasih dan mengasuh tiga orang calon pembaharu, calon teknokrat, dan calon ahli; satu putra dan dua putri, didukung seorang belahan jiwa yang indah dan selalu ada untuk hamba, diterima apa adanya oleh sebuah keluarga yang cukup harmonis dan ditegur sapa teman-teman yang selalu ingin berbagi kesenangan.
Hamba punya cara lebih yang berhubungan dengan banyak hal daripada yang mampu hamba pikirkan sebelumnya. Hamba seorang [yang kalau tidak sedang menjiplak]_ pencipta yang inovatif! Hamba percaya pada gerakan adalah berkah (bertambahnya kebaikan), bahwa hamba menciptakan realitas hamba sendiri. Bahkan ketika hamba baru saja yakin pada kekuatan sendiri untuk mengadakan perubahan, hamba sudah memperoleh hasil terbaik. Semuanya hamba syukuri.
Hamba terinspirasi oleh senyuman, anak-anak kecil, keragaman yang biasa saja, diskusi yang tak harus selalu intelek, secangkir kopi, tengteng, dompet, sandal jepit, jalan berlubang, mentari, Tuan, dia, dan kuburan.
Hamba tak pernah, tak sedang dan tak akan menunggu orang-orang untuk membaca pikiran hamba. Begitupun dengan rencana besar hamba, orang butapun dapat melihatnya. Dengan mudah hamba dapat mengungkapkan apa yang hamba maksudkan, dan sedikit saja usaha untuk meyakinkan orang-orang bahwa hamba adalah hal terbaik yang pernah terjadi pada mereka, sehingga mereka benar-benar-benar harus menghubungi hamba lagi untuk perubahan.
PERUBAHAN UNTUK PERBAIKAN
Ya, perubahan. Perubahan dalam arti baik reformasi (kembali ke fitrah) maupun transformasi (hijrah) dari yang tidak baik ke yang baik. Dari yang baik ke yang lebih baik. Dari yang lebih baik ke yang terbaik. Bahkan yang terbaik sekalipun masih bisa diperbaiki.
Tuan heran apa yang membuat hamba memenuhi syarat untuk membahas ini? Sederhana saja; hamba adalah salah satu dari Tuan-tuan semua. Setiap saat hamba berusaha untuk memperbaiki diri. Dengannya, hamba ingin membantu orang-orang mengambil langkah, tak peduli seberapa kecil atau remehnya langkah itu, untuk mencapai tujuan mereka yang memberikan kemenangan yang berkelanjutan. Kemenangan itu dimulai dengan menguasai diri sendiri.
PERBAIKAN UNTUK PENGUASAAN DIRI
Di sini hamba berbagi semua yang pernah hamba alami untuk membantu aksi Tuan. Hamba juga akan berusaha menggali untuk memahami Tuan melalui komentar ataupun tulisan di blog Tuan sendiri —itupun jika Tuan meninggalkan tautan ke tulisan Tuan.
Bahkan daya visual hamba melihat ketika kita —hamba dan Tuan— berada dalam proses membangun blog ini, banyak hal menarik terjadi. Dan hamba berharap Tuan akan merasa lebih baik di saat atau setelah Tuan memanjat cabang-cabang dari pohon blog ini. Dan itu —seperti yang Tuan pasti setujui— adalah sebuah dukungan, ketika orang-orang berkata mereka merasa nyaman atas sesuatu yang Tuan lakukan. Begitulah cabang dalam blog ini akan tumbuh. Dengan sendirinya, bunga-bunga barupun akan berubah menjadi buah. Dan Tuan, bersama hamba menikmati aneka buah kemungkinan yang seakan-akan tak akan pernah mengenal musim.
Leave a Reply